Selasa, 17 Agustus 2010

Sekilas Tentang Pemuda Hindu

Pertama-tama ijinkan kami memanjatkan puji syukur kehadirat Hyang Widhi Wasa, bahwa atas asung kerta wara nugraha-Nya, kita selalu dalam suasana damai. Mudah-mudahan kami menjumpai Bapak / Ibu / Saudara dalam keadaan sehat dan sejahtra.

Ada baiknya pada kesempatan ini, kita menengok kembali riwayat perjalanan Pemuda Hindu selama 15 tahun terakhir. Sehinga dapat kita petik hikmah yang begitu penting. Sebagai bahan koreksi upaya-upaya kita mengembangkan pemikiran, kegiatan serta sikap fungsionaris dalam kehidupan berorganisasi saat ini, khususnya dalam rangka menyongsong era baru reformasi dalam pergaulan dunia yang makin mengglobal.

Pada tahun 80-an, tumbuh kesadaran baru di kalangan kaum muda Hindu, untuk membangun kesadaran akan organisasi, di tengah-tengah masyarakat bangsa yang dinamis. Kesadaran baru tersebut tumbuh, mengingat perjuangan Umat Hindu sebelum tahun 80-an, masih bersifat lokal dan tidak sedikit yang mengatasnamakan keturunan atau wangsa semata. Kalaupun ada beberapa organisasi modern, tetapi tidak jarang yang terseret dan dibentuk atas dasar kepentingan sesaat kaum opurtunis dan vested interest untuk melancarkan dan melanggengkan status quo semata.

Dengan kesadaran akan sejarah, beberapa eksponen dan kelompok generasi muda Hindu dari berbagai daerah sepakat menyatukan visi dan misi perjuangan dan berkumpul untuk bermusyawarah di Kaliurang Yogyakarta pada tanggal 10-11 Maret 1984 untuk membentuk wadah kepemudaan Hindu tingkat nasional. Sebelum itu dengan maksud yang sama terselenggara pertemuan antara generasi muda Hindu dari Jakarta, Bandung, dan Bogor di Tanjung Priuk. Dengan pragmatis hasil pertemuan tersebut di bawa ke Yogyakarta.

Untuk mewujudkan sebuah organisasi independen berwawasan nusantara yang bebas dari kepentingan sesaat kaum opurtunis dan vested interest, ternyata organisasi yang terbentuk di Kaliurang dimanipulasi untuk kepentingan status quo. Sehinga kembali terjebak oleh pola organisasi keumatan sebelum tahun 1980-an serta mengkhianati cita-cita idealisme kaum muda.

Dengan prakarsa KPSHD Jakata dan GEMUH Bandung ditambah dukungan dari berbagai daerah di Indonesia, maka pada tanggal 18 Mei 1985 di deklarasikanlah PEMUDA HINDU INDONESIA bertempat di Pura Adhitya Jaya Rawamangun – Jakarta, sebagai kelanjutan pertemuan Kaliurang – Jogyakarta.

Pemuda Hindu Indonesia dimaksudkan sebagai wadah perjuangan dan sekaligus sebagai wujud representasi cita – cita kaum muda yang idealis. Perjuangan Pemuda Hindu dititikberatkan pada pembinaan kualitas umat dan sosial, serta tidak berafiliasi kepada salah satu golongan maupun partai politik yang ada. Pemuda Hindu Indonesia bersifat independen, terhadap partai politk, meskipun tidak melarang anggota – anggotanya berpolitik, asalkan tidak membawa nama Pemuda Hindu untuk kepentingan sesaat.

Situasi politik yang represif dan totaliter pada saat itu telah menindas gerak perjuangan Pemuda Hindu. Refresi (Penindasan) terhadap Pemuda Hindu dilakukan secara politik dan birokratik, bahkan tidak jarang dilakukan secara kasar dengan intimidasi terhadap para aktivis Pemuda Hindu di berbagai daerah.

Mendapat perlakuan yang tidak adil tersebut telah membuat para kader Pemuda Hindu semakin matang di dalam menghadapi realitas kemasyarakatan, meskipun harus diakui pula ada diantara kita yang belum lulus uji dan bermental rapuh, tidak tahan banting.

Tidak berhasil menekan Pemuda Hindu secara birokratik dan politik, maka dihembuskanlah politik belah bambu, dengan iming – iming akan diakui apabila Pemuda Hindu bersedia menyingkirkan tokoh – tokoh kritisnya dan mengganti namanya.

Dengan maksud bijak terhadap tuntutan berbagai kalangan, maka beberapa eksponen Pemuda Hindu mempunyai gagasan untuk mengganti warna organisasi dengan mendeklarasikan Ikatan Pemuda Hindu Indonesia dengan maksud menyiasati keadaan sekaligus memuaskan beberapa anggota.

Ternyata perjuangan membutuhkan sikap ngotot dan keteguhan hati serta pantang menyerah. Ini terbukti dari sikap lunak yang ditunjukkan Pemuda Hindu belum memuaskan pihak eksternal untuk terus mengganggu keberadaan Pemuda Hindu. Intrik dan politik belah bambu terus dilakukan tak kenal henti dan tanpa disadari telah menyusup ke jantung kekuatan Pemuda Hindu, sehingga Pemuda Hindu mulai goyah dan saling curiga dan akhirnya pingsan untuk beberapa lamanya.

Apa yang dikhawatirkan benar – benar terjadi. Beberapa eksponen Pemuda Hindu ternyata belum berpengalaman dalam menghadapi permainan elit politik, sehingga mudah goyah dan terpengaruh oleh hasutan yang memang dimaksudkan guna menyingkirkan Pemuda Hindu dari percaturan masyarakat.

Menghadapi situasi serba sulit seperti itu, beberapa kader mengantisipasi dengan mempersiapkan yayasan – yayasan dan LSM – LSM. Lewat yayasan-yayasan dan LSM–LSM yang dibentuk konsolidasi terus digalang sambil menyusun kembali kekuatan baru untuk membangun kembali perjuangan Pemuda Hindu ke depan.

Seiring gelombang reformasi, serta runtuhnya rezim totaliterisme yang refresif, maka tiada lagi halangan dan hambatan bagi Pemuda Hindu untuk bangkit kembali mengaktualisasikan dirinya di tengah – tengah masyarakat.

Era baru dengan kesadaran reformatif, akan tetap responsif terhadap problem umat, merupakan cita – cita yang terus dikembangkan lewat organisasi Pemuda Hindu. Oleh karena itu wadah tersebut perlu dibangunkan segera.

Organisasi Pemuda Hindu yang dibangunkan, akan tetap mempertahankan ciri kritisnya dan responsif terhadap masalah – masalah keumatan serta berkomitmen terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Organisasi tersebut tidak akan menjadi underbow salah satu partai politik dan tetap bersikap independen terhadap partai politik serta kritis terhadap kebijakan yang mnenyentuh kepentingan umat Hindu.

Maka berbekal pengalaman pahit sebagaimana terurai di atas, mudah – mudahan semakin mematangkan kita di dalam menggeluti masalah – masalah kemasyarakatan, karena niat baik belum tentu dapat diterima oleh semua orang.
Sumber : http://www.adityatemple.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar